Pages

Biasakan Bilang ‘Tolong’ dan ‘Terima Kasih’




Oleh : Dewi Ayu Larasati, SS, M. Hum

Berdomisili di Medan, Sumatera Utara

 

 

Hari ini Syawal mendapat tugas piket di sekolahnya. Setelah salat subuh bersama keluarganya, ia malah tidur kembali. Karena takut telat, Ibu pun membangunkan Syawal. 

“Sayang, sudah setengah tujuh, nih! Bangun gih, terus mandi! Ayu, cepat! Katanya kamu piket hari ini. Buruan mandi ya! Bajunya sudah di depan kamar mandi lho!” kata Ibu seraya bergegas ke dapur. 

Dengan gerakan lambat, Syawal turun dari tempat tidur. Ia membuka pintu kamar. Matanya sedikit terbuka. Setelah membuka pintu, Syawal kembali ke tempat tidur dan menarik selimutnya. 

Nasha masuk ke kamar Syawal dan menghampiri adiknya yang masih tertidur pulas.

“Hei! Kok malah tidur lagi, sih? Nanti kamu terlambat ke sekolah lho, dek“ kata Nasha mengguncang-guncang badan saudaranya itu.

“Kalau adek terlambat, adek pergi ke sekolah sendiri ya. Biar kakak ma ayah berangkat duluan,” ancam Nasha. 

Takut ditinggal ayah dan kakaknya, Syawal pun bergegas ke kamar mandi. Setelah mandi dan berpakaian rapi, Syawal pergi ke dapur. 

“Ibu, aku sudah siap berangkat ke sekolah!” ujar Syawal sambil menghampiri Ibu yang sedang menyiapkan sarapan.

“Wah, anak Ibu pintar ni. Sudah pintar pakai seragam sekolah sendiri ya. Sarapan dulu sana sama kakak.” 

“Sini Syawal, biar kakak yang ambilkan piring kamu, ya,” ucap Nasha melayani Syawal yang akan sarapan. 

“Aku nasinya sedikit aja. Jangan banyak-banyak.”

“Nih, dek” Nasha memberikan piring yang berisi nasi beserta lauknya ke Syawal. 

“Oh ya, Ambilkan minumanku sekalian, Kak. Jangan terlalu panas,” pinta Syawal pada Nasha. 

Ayah yang tiba di meja makan, langsung menegur Syawal lembut. “Syawal, kok begitu sama kakak. Kalau menyuruh orang harus dengan cara yang sopan. Apalagi Nasha itu kakakmu. Biasakan bilang tolong kalau akan meminta sesuatu sama Kakak, atau kepada siapa saja. Dan jangan lupa bilang terima kasih kalau sudah ditolong ya, Nak,”

Syawal pun mengangguk. Rasa takut dimarahi ayahnya menyisip ke dalam hatinya. 

“Nah, bayangkan jika kamu meminta sesuatu kepada Allah. Kita berdoa padaNya tanpa etika dan sopan santun. Langsung saja meminta ini-itu banyak sekali. Bisa jadi doa kita itu tak langsung dikabulkan oleh Allah swt. Sebab, berlaku tidak sopan kepada sesama manusia saja tidak diperbolehkan, apalagi kepada Allah!” jelas Ayah. 


Ibu yang datang membawa segelas susu hangat dari dapur, datang mendekati Syawal seraya mengusap kepalanya “Betul Nak. Bukankah Ibu sudah ajarkan kalau kita perlu cara yang sopan untuk minta sesuatu dan menerima sesuatu dari orang lain. Apa Syawal lupa ya?”

Syawal pun tersenyum malu memandang ke arah Ayah dan Ibu, “Maafin Syawal ya Ayah, Ibu, Syawal lupa,”

“Iya, Nak. Tidak apa. Lain kali jangan lupa lagi ya untuk bilang tolong ataupun terima kasih,” sahut Ayah sambil mengelus-elus pundak Syawal.

“Maafin Syawal ya Kak Nasha,”ujar Syawal manja kepada kakaknya, Nasha. 

Nasha pun tersenyum kepada Syawal.

“Oh ya,” lanjut Ayah, “Berterima kasih atau bersyukur kepada manusia juga merupakan wujud rasa syukur kita kepada Sang Pemberi, Allah SWT. Dalam Hadits Riwayat Tirmidzi kita diingatkan, “Barang siapa tidak bersyukur kepada manusia, ia tidak dapat bersyukur kepada Allah.”

“Hmm…begitu ya, Yah. Syawal baru tahu, Yah,” jawab Syawal keheranan.

“Nah, sekarang sudah hampir jam 7. Bukankah Syawal dapat giliran piket hari ini?” tanya Nasha seketika mengingatkan adiknya.

“Oh, ya. Syawal lupa, Kak. Terima kasih ya Kak Nasha, sudah ingatin Syawal. Bisa-bisa Syawal dimarahi Ibu Guru kalau terlambat,”

Mereka pun menyudahi sarapannya dan bergegas berangkat ke sekolah bersama Ayah setelah berpamitan dengan Ibu. 

 

 

 

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar