Pages

Aku Suka Berbagi


Hugo senang sekali hari ini. Ayahnya mengajak ke Taman Pelangi tak jauh dari rumahnya. Mereka pun pergi menggunakan sepeda motor milik ayah Hugo.
 “Horeee ... kita sudah sampai!!!” teriak Hugo senang.
 “Alhamdu ...” ajak ayah Hugo untuk mengucap syukur.
“Lillah ...” sambung Hugo.
“Alhamdulillah ...” ucap Ayah Hugo sambil tersenyum mencolek pipi gendut anaknya.
Hugo langsung turun dari sepeda motor, membuka helm warna merah dan jaket dengan warna yang sama. Kemudian segera berlari mendekat ke salah satu mainan yang ada di sana. 
Sore itu langit terlihat cerah dan hangat. Pepohonan dan bunga-bunga terawat dengan baik. Bunga aneka warna ada di sana. Itulah sebabnya taman tersebut diberi nama Taman Pelangi. Udara terasa sangat segar. Kupu-kupu yang cantik juga ikut menikmati taman di sore hari. Tempat sampah berbentuk katak tersedia di setiap sudut taman. 
Di Taman Pelangi ada jungkat jungkit, ayunan, perosotan, jaring laba-laba, dan tanah yang lapang untuk berlarian juga bermain sepak bola. 
Selesai mengunci sepeda motor, ayah Hugo segera mendekati anakya yang baru saja masuk sekolah TK A itu, lalu membelai rambut anaknya yang hitam. Kemudian menggandeng tangan Hugo mengajak berkeliling taman. Sambil memilih mainan mana yang ingin dimainkan oleh Hugo.
“Ayah, Hugo mau main ayunan yang warna merah...”pinta Hugo.
Let’s go!!!”ajak ayah Hugo mengajak anaknya berlari kecil menuju ayunan warna merah.
Suasana taman di sore itu cukup ramai, banyak anak-anak yang juga bermain di sana. Sedang asyik-asyiknya bermain ayunan, tiba-tiba datang anak laki-laki seumuran Hugo yang terlihat ingin bermain ayunan. 
“Ibu, Avies mau main ayunan yang itu...”sambil menunjuk ayunan yang sedang dimainkan oleh Hugo.
“Sebentar ya, Sayang...kan masih dipakai sama teman.” Jelas ibu Avies.
“Mau main yang itu...”rengek Avies masih menunjuk ayunan merah yang dimainkan Hugo.
Ayah Hugo pun segera mendekati Hugo, mengajaknya untuk berbagi mainan sama teman. 
“Nak, mainnya gantian, ya...itu ada teman yang juga ingin main ayunan...” bujuk Ayah Hugo.
“Aaahhh, ayah...Hugo kan masih asyik main.” Rengek Hugo sambil pasang muka cemberut.
“Iya, Ayah tahu Hugo masih senang bermain ayunan. Masih ingat, kan kalau kita harus saling berbagi?” jelas ayah Hugo.
Hugo masih asyik memainkan ayunannya, kedua kakinya terus berusaha menjaga supaya ayunan tidak berhenti. Sesekali Hugo menengok ke kiri dan ke kanan melihat keramaian di taman.
“Nanti kita bisa main ayunan lagi, sayang...” bujuk ayah Hugo.
Hugo masih asyik dengan ayunannya. Ia menambah kecepatan ayunannya.  
“Gimana kalau kita main kejar-kejaran aja?” ajak Ayah Hugo. 
Hugo langsung tertarik dengan tawaran ayahnya. Ia suka sekali main kejar-kejaran. Rasanya seru ketika beradu kecepatan. Apalagi ayahnya selalu mengajak bercanda ketika bermain kejar-kejaran. Kadang ayahnya bertingkah seperti harimau yang sedang mengejar mangsanya, kadang ngumpet di balik semak pohon. Hugo jadi kebingungan mencari di mana ayahnya bersembunyi. 
“Yuk, ayah. Kita main kejar-kejaran. Ayunannya biar dimainin sama teman.” ucap Hugo sambil turun dari tempat duduk ayunan merah.
“Mau main?” tanya Hugo ke temannya.
Temannya hanya mengangguk malu.
“Bilang terimakasih dunk, Avies...” bujuk Ibunya Avies.
“Terimakasih...” ucap Avies sambil tersenyum.
“Sama-sama...” kata Hugo sambil tersenyum.
Avies pun mulai duduk di atas ayunan dan memainkan ayunan sambil tertawa, karena sesekali ibunya menggoda. 
“Wah, anak Ayah hebat. Mau berbagi sama teman! “ puji Ayah Hugo sambil memeluk Hugo.
Kemudian Hugo dan ayahnya asyik bermain kejar-kejaran di tanah lapang yang dipenuhi dengan rumput hijau yang indah terawat.

Suci Shofianingrum
Cibaligo RT:05/02 No.70 Cihanjuang, Parongpong, Kab. Bandung Barat Jawa Barat 

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar